1. Atletik
Olahraga merupakan kegiatan rutinitas masyarakat di
dunia. Karena olah raga sendiri sudah menjadi bagian dalam kehidupan
manusia. Banyak macam jenis olahraga yang dapat dilakukan. Dari
jenis-jenis olahraga tersebut, banyak sekali jenis olahraga yang
berkembang di Indonesia. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis
olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari,
lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang
berarti "kontes". Istilah athletic dalam bahasa Inggris mempunyai
pengertian yang luas meliputi berbagai cabang olehraga yang bersifat
perlombaanatau pertandingan. Atletik merupakan cabang olahraga yang
diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk
olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh
Indonesia).
1. Sejarah Atletik
Sejarah Perkembangan
Atletik Pertengahan abad ke-19, Inggris telah mengembangkan olahraga
atletik ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, untuk pertama kali
diperlombakan cabang atletik pada tahun 1876, itupun terbatas antar
perguruan tinggi. Munculnya Athletic club tahun 1870 di New York yang
menandai perkembangan atletik sangat menggembirakan. Klub ini yang
pertama kali mengadakan lomba atletik. Bangsa Indonesia mengenal cabang
olahraga atletik sejak zaman pernjajahan Belanda, yaitu tahun 1930. Saat
itu para penjajah membneutk organisasi atletik yang diberi nama NIAU
(Netherland Indische Athletic Unie) yaitu sebuah organisasi yang
menyelenggarakan perlombaan atletik kemudian setelah itu bermunculan
klub-klub atletik di berbagai daerah seperti Medan, Solo, Surabaya,
Bnadung dsb.
Setelah itu, berkat kerjasama pakar atletik, Indonesia
berhasil membentuk organisasi atletik nasional yang diberi nama PASI
(Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) tepatnya pada tanggan 03 September
1930 di Semarang. Sebagai keinginan pertamanya pada tahun yang sama
siselenggarakan oerlombaan atletik di Bandung. Perlombaan tersebut
sekaligus dimaksudkan untuk memilih wakil-wakil Indonesia untuk
diterjunkan pada Asean Games yang pertama di New delhi india pada tahun
1951, terpilihlah sejumlah atlet Indonesia yang muncul di dunia atletik
yang sejak itu mulai berkembang.
2. Tolak Peluru
Tolak peluru
adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru
melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Berat peluru bagi para
atlet pun berbeda-beda sesuai kategorinya.
• Untuk senior putra = 7.257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
3.1 Teknik Dasar Tolak Peluru
Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya :
3.1.1 Teknik Memegang Peluru
Jari-jari
direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di
samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang
berjari kuat dan panjang. Dan teknik memegang peluru lainya yaitu
jari-jari agaka rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di
samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara, hanya saja sikap
jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking
berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan
jari-jarinya kecil.
3.1.2 Teknik Meletakkan Peluru
Pada Bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara diatas, letakkan peluru pada bahu
dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak
dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3.1.3 Teknik Menolak Peluru
Peluru
dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru
dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang
benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak
membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah
belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak
peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas
belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan
segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki
kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu
kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping
kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada
sikap semula.
3.1.4 Cara Menolakkan Peluru
Dari sikap penolakan
peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak
peluru. Jalannya dorongan atau tolakan pada peluru harus lurus satu
garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.
3.1.5 Sikap Akhir Setelah Menolak Peluru
Sesudah
menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke
depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke
belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
3.2 Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Tolak Peluru
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tolak peluru yaitu, cara memegang
peluru, awalan gerakan tolakan dan sikap badan saat menolak.
3.2.1 Ketentuan diskualifikasi/kegagalan peserta tolak peluru :
• Menyentuh balok batas sebelah atas
• Menyentuh tanah di luar lingkaran
• Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
• Dipangil selama 3 menit belum menolak
• Peluru di taruh di belakang kepala
• Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
• Menginjak garis lingkar lapangan
• Keluar lewat depan garis lingkar
• Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
• Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan
3.2.2 Beberapa hal yang disarankan
Bawalah
tungkai kiri merendah. Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai,
dengan tungkai kiri memimpin di belekang, menjaga agar bagian atas badan
tetap rileks ketika bagian bawah bergerak. Hasilkan rangkaian gerak
yang cepat dan jauh pada tungkai kanan. Putar kaki kanan ke arah dalam
sewaktu melakukan luncuran. Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap
ke belakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi
mendekati badan. Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
3.2.3 Beberapa hal yang harus dihindari
Tidak
memiliki keseimbanagn dalam sikap permulaan. Melakukan lompatan ketika
meluncur dengan kaki kanan. Mengangkat badan tinggi ketika melakukan
luncuran. Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan. Mendarat
dengan kaki kanan menghadap ke belakang. Menggerakkan tungkai kiri
terlalu banyak ke samping.. Terlalu awal membuka badan. Mendarat dengan
badan menghadap ke samping atau ke depan.
3.3 Peralatan Yang digunakan dalam Lempar Lembing
Alat yang di gunakan :
• Rol Meter
• Bendera Kecil
• Kapur / Tali Rafia
• Peluru :
- Untuk senior putra = 7.257 kg
- Untuk senior putri = 4 kg
- Untuk junior putra = 5 kg
- Untuk junior putri = 3 kg
• Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
• Ortodox : gaya menyamping
3.4 Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi :
•
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang
cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan
tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal
atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran
tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir
atas lingkaran besi.
• Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas
lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis
ini dibuat dari cat atau kayu.
• Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
•
Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah
busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam
lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. o Lebar balok 11,2-30 cm,
panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.